BATANG - Komitmen dalam menjaga lingkungan dan mencegah bencana terus diwujudkan oleh Kodim 0736 Batang, Polres Batang, dan Forkopimda Batang, Jawa Tengah, mereka telah mengadakan apel bersama di Markas Kodim Batang dalam upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Setelah apel tersebut, Letkol Inf Ahmad Alam Budiman, selaku Dandim 0736 Batang, memberikan penjelasan mengenai pentingnya apel ini, Kamis (24/8/2023).
Dandim mengungkapkan bahwa apel ini mencerminkan sinergi
yang kuat antara TNI, Polri, Polisi Kehutanan, satuan polisi pamong praja
(satpol PP), BPBD, dan Damkar dalam mencegah serta mengatasi bencana kebakaran
lahan.
"Apel ini merupakan langkah nyata hasil dari rapat
antara TNI-Polri dan Forkopimda Batang, juga Perhutani beberapa waktu yang
lalu. Kami berupaya untuk meningkatkan antisipasi terhadap potensi kebakaran
lahan dan hutan di wilayah Batang agar koordinasinya lebih baik. Pasca apel
ini, kami juga telah memeriksa dan memastikan ketersediaan peralatan pendukung
bagi petugas lapangan," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa apel ini memiliki tujuan penting
dalam mengklarifikasi tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.
"Sebelumnya, telah ada sosialisasi kepada Kapolsek, Danramil, Camat, dan
Kepala Desa. Langkah ini diambil agar ketika terjadi bencana kebakaran, respons
dapat dilakukan dengan cepat dan terarah," tegasnya.
Salah satu titik fokus utama dalam penanganan kebakaran ini
adalah wilayah yang dianggap paling rentan.
Dandim menjelaskan bahwa wilayah-wilayah seperti Bandar,
Bawang, dan Gringsing telah diidentifikasi sebagai daerah rawan. Meskipun
sumber daya peralatan terbatas, diharapkan kerja sama dan tekad bersama mampu
menghadapi ancaman kebakaran ini.
Dari perspektif Kepolisian, Kapolres Batang, AKBP Saufi
Salamun, melalui Wakpolres, Kompol Raharja, menegaskan tujuan di balik apel
ini. Raharja menjelaskan bahwa apel ini merupakan bentuk persiapan menghadapi
potensi ancaman bencana kebakaran yang semakin meningkat. Laporan dari BNPB dan
BMKG menunjukkan bahwa bulan September menjadi awal dari musim kemarau yang
panjang.
"Kekeringan yang diperkirakan akan mencapai puncaknya
pada September hingga Oktober terkait dengan fenomena El Nino dan siklus
Matahari. Dampak dari El Nino dapat memicu penurunan curah hujan," kata
Kompol Raharja.
TNI-Polri, BPBD, Perhutani, dan Forkopimda Batang bersatu
untuk memperkuat kerja sama lintas sektor serta memanfaatkan teknologi dalam
menghadapi dampak dari fenomena El Nino ini. Sinergi dengan berbagai pemangku
kepentingan di wilayah operasional menjadi kunci, termasuk dalam pengembangan
teknologi dan peralatan.
"Kami bahkan telah mendatangkan sepatu khusus anti api
untuk para petugas lapangan. Selain itu, tahun 2023 ini, peningkatan kapasitas
Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (KTD) serta pelaksanaan apel siaga menjadi
fokus utama dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan," tambahnya.
Di tengah situasi di mana fenomena iklim menimbulkan
tantangan besar, pelatihan bagi petugas dan kesiapan bersama melalui apel siaga
menjadi prioritas utama. AKBP Saufi Salamun, Kompol Raharja, dan Letkol Inf
Ahmad Alam Budiman sepakat bahwa upaya ini adalah langkah konkret dalam menjaga
keberlanjutan lingkungan dan keamanan wilayah Batang.
"Semua pihak yang terlibat berharap bahwa melalui
sinergi dan persiapan yang matang, ancaman kebakaran hutan dan lahan yang
selalu mengintai dapat dihadapi dengan lebih efektif. Kewaspadaan dan
kehati-hatian tetap menjadi faktor kunci dalam menghadapi tantangan alam yang
semakin kompleks," pungkas Kompol Raharja.
Add Comments